JAKARTA - Dalam dunia yang terus berkembang, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan teknis, tetapi juga oleh kehadiran soft skill yang kuat. 


Soft skill, menurut Ketua DPW Hiprinda DKI Jakarta, Ir. H. Yudhianto Sastrowilogo, M.EC., M.RE (CPA), adalah keterampilan sosial dan kepribadian yang melengkapi keterampilan teknis, memiliki peran sentral dalam membentuk individu menjadi pemimpin yang sukses dan kolaborator yang efektif.


"Soft skill adalah potongan puzzle yang hilang. Sebab soft skill meliputi berbagai atribut diri seperti cara kita berpikir, cara kita bertindak, dan cara kita memperlakukan orang lain," kata Yudhianto dalam Kuliah Umum Manajemen Perkantoran bertema 'Etika Bisnis dan Profesionalisme dalam Manajemen Perkantoran'.


Pada kuliah umum yang digelar oleh Program Studi Administrasi Publik di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) ini Yudhianto Sastrowilogo memaparkan bahwa untuk membentuk soft skill maka ada beberapa kemampuan yang harus kita kembangkan seperti kemampuan adaptasi, motivasi, leadership, komunikasi, kerja sama, kreatifitas, EQ, empati, dan curiosity.


"Dengan adaptasi kita bisa memiliki kemampuan melakukan pivot dan manuver ketika situasi tiba-tiba berubah atau di saat ada yang tidak berjalan sesuai rencana. Kemampuan beradaptasi ini mempengaruhi dalam membuat keputusan dan memecahkan masalah," lugasnya.


"Sedangkan motivasi diperlukan karena kita tidak akan mampu meningkatkan nilai diri tanpa motivasi. Kurangnya motivasi yang disertai dengan rasa takut besar biasanya membuat kita akan menunda-nunda," jelasnya.


Soft skill yang diperkuat dengan hard skill dan pembuktian dari pekerjaan akan membuat pekerjaan kita lebih mudah untuk berhasil. Sebab dengan kapasitas tersebut, seseorang bisa meningkatkan value yang ditawarkan. 


"Selain kemampuan bekerja, seseorang juga harus berinverstasi. Sebab investasi adalah upaya untuk mengamankan hidup di masa depan," cetusnya.


Pada kesempatan yang sama, Dosen Manajemen Perkantoran FISIP Universitas Moestopo, Hj. Novida Anggraeni, S.Sos., M.Si mengatakan bila komunikasi efektif adalah fondasi dari sebagian besar soft skills. 


Kemampuan untuk menyampaikan ide dengan jelas, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memahami kebutuhan audiens adalah inti dari kemampuan komunikasi yang efektif. Ini tidak hanya mencakup berbicara dengan tepat, tetapi juga menulis, dan menggunakan bahasa tubuh secara efisien.


"Diperlukan pula keterampilan kepemimpinan. Soft skills membentuk dasar kepemimpinan yang sukses. Seorang pemimpin yang baik bukan hanya memahami bagaimana mengarahkan tim secara efektif tetapi juga memiliki empati untuk memotivasi anggota tim dan memahami kekuatan individu," jelas Novida Anggraeni.


Selain itu dalam lingkungan kerja yang modern, kemampuan untuk bekerja sama dalam tim sangat dihargai. Soft skills seperti kemampuan untuk berkolaborasi, menyelesaikan konflik, dan memahami dinamika kelompok sangat penting dalam mencapai tujuan bersama.


Tak hanya itu, orang yang memiliki kemampuan untuk berpikir kreatif dan menemukan solusi inovatif saat bekerja. Setiap orang juga memerlukan empati karena empati adalah pondasi dari hubungan antarmanusia yang kuat yang pada akhirnya membantu membangun hubungan yang baik, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif.


"Soft skill juga mencakup kemampuan untuk bekerja mandiri dan mengelola waktu dengan efisien. Seorang individu yang memiliki kemampuan ini dapat menjadi produktif, mengatasi tantangan dengan lebih baik, dan menghasilkan hasil yang berkualitas," paparnya.


Dan yang tidak kalah pula, lanjut Novida, setiap orang juga memiliki ketangguhan mental agar mampu menghadapi tantangan dan kegagalan, ketangguhan mental menjadi soft skill yang sangat berharga. 


"Kemampuan untuk tetap tenang dalam situasi sulit, belajar dari kegagalan, dan beradaptasi dengan perubahan ini dapat membedakan individu yang sukses," pungkas Novida.

Related Post