BOGOR - Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) kembali melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan edukasi dengan tema 'Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Cerebral Palsy.'


Kegiatan pengabdian masyarakat berupa pemeriksaan, edukasi dan konsultasi mengenai kesehatan gigi dan mulut khususnya mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak cerebral palsy dan anak berkebutuhan khusus lainnya, orang tua serta pengasuh dilakukan di Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat, pada akhir pekan lalu.


Edukasi ini menurut Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Moestopo, Prof. Dr. drg. Burhanuddin Daeng Pasiga, M.Kes. dilakukan karena anak merupakan masa depan suatu bangsa, dan bangsa yang kuat berawal dari keluarga yang sehat. Anak yang sehat harus memiliki gigi dan mulut yang sehat karena merupakan bagian penting kesehatan tubuh secara umum.


Kesehatan mulut ini makin penting pada anak yang mengalami cerebral palsy. Cerebral palsy merupakan kelainan neuromuskular non progresif yang bersifat permanen pada otak. Kerusakan ini mengakibatkan gangguan aktivitas motorik sehingga otot menjadi lemah, kaku atau paralisis yang bermanifestasi dengan gerakan terbatas, postur tubuh abnormal. 


Beberapa manifestasi umum anak cerebral palsy adalah kejang, gangguan menelan, berbicara, pendengaran, dan penglihatan. Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang wajib di atasi karena anak cerebral palsy pada umumnya memiliki angka kejadian karies yang lebih tinggi dibandingkan anak normal. Demikian pula penyakit periodontal, maloklusi, atrisi juga turut dialami anak ini. 


"Anak cerebral palsy pada umumnya sulit mengunyah dan menelan makanan mengakibatkan makanan menetap dalam mulut dalam waktu lama, selain itu pola diet lunak tinggi karbohidrat turut memperparah rentannya terjadi karies gigi," papar Dr. Witriana Latifa, drg.Sp.KGA saat melakukan edukasi dan mencontohkan alternatif alat peraga sikat gigi.


Karena itu, lanjut Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG Moestopo ini, kondisi dan berbagai keterbatasan anak cerebral palsy membuat mereka sangat bergantung dan mengandalkan orang tua atau pengasuhnya.


"Kita sadar bahwa ini merupakan amanah. Ini merupakan ujian yang wajib kita jalani dengan penuh kesabaran dan dengan adanya pakar-pakar dari FKG Universitas Moestopo, maka kami berharap bisa mengajarkan bagaimana menggosok gigi yang benar," tambah Wakil Dekan 1, Dr. Tjokro Prasetyadi, drg.Sp.Ort.


Penyuluhan dan pemeriksaan pada rongga mulut anak cerebral palsy secara luring sendiri dilakukan berkat kerjasama FKG Universitas Moestopo dengan Yayasan Difabel Action Indonesia. Acara ini menghadirkan narasumber Prof. Dr. Roosje R. Oewen, Sp.KGA(K) dan Ika Anisyah, drg.Sp.KGA yang mendampingi belasan dosen penyuluh dokter gigi dan puluhan mahasiswa FKG Universitas Moestopo yang memiliki kualifikasi pemeriksaan rongga mulut.


"Hari ini merupakan kebangkitan kami setelah 2 tahun pandemi. Semoga ke depannya bisa diperluas tidak hanya pada anak cerebral palsy," harap Ketua Difabel Action Indonesia, Teguh Prasetyanto.


Harapan itu juga disampaikan oleh perwakilan Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi, Arif Fahrozi yang berharap kegiatan sosial seperti ini terus bisa dilakukan.


"Terima kasih kepada FKG Universitas Moestopo dan Yayasan Difabel Action Indonesia," pungkasnya.

Related Post