JAKARTA - Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
merupakan lembaga pendidikan yang mengedepankan penelitian. Karena itu, untuk
tahun ini, 16 Online Jurnal Sistem (OJS) yang ada di Universitas Prof. Dr.
Moestopo (Beragama) siap mengikuti aturan akreditasi jurnal.
Saat ini, UPDM (B) sudah memiliki 4 OJS yang sudah
terakreditasi SINTA 4 dan SINTA 5.
Untuk akreditasi SINTA 4 UPDM (B) memiliki Jurnal Pustaka
Komunikasi, WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, serta Jurnal Ilmiah dan
Teknologi Kedokteran Gigi.
Sedangkan Jurnal ABDI Moestopo: Jurnal Pengabdian Masyarakat
sudah terakreditasi SINTA 5.
Kepala Lembaga Penelitian Dan pengabdian Kepada Masyarakat
(LPPM) Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Dr. Taufiqurokhman, A.Ks.,
S.Sos., M.Si memaparkan bahwa dalam rangka meningkatkan kapasitas lembaganya
dalam mengelola jurnal mereka telah mengikuti acara pelatihan akreditasi untuk
pengelola OJS yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penerbit Ilmu Komunikasi
(APJIKI).
Peserta acara yang digelar Selasa (30/11) tersebut terdiri
dari para pengelola jurnal dan kepala pusat penelitian dan pengabdian
masyarakat dari setiap fakultas dan Program Pascasarjana Universitas Prof. Dr.
Moestopo (Beragama).
Hal ini sejalan dengan dikeluarkannya Keputusan Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Republik Indonesia Nomor 106/E/KPT/2021 yang mengharapkan penerbit
jurnal ilmiah untuk tetap menjaga dan meningkatkan mutu terbitannya agar
menjadi wahana komunikasi ilmiah antara peneliti, akademisi dan masyarakat
pengguna.
Menurut Dr. Taufiqurokhman acara ini sangat penting karena
saat ini memang menjadi momentum para pengelola jurnal OJS dan Kapuslitdianmas Fakultas
untuk meningkatkan kualitas serta menggerakan para dosen menulis secara aktif.
Dengan produktifitas dosen, poin penilaian saat pelaporan
dosen di laman Simlibtamas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi pun diharapkan dapat meningkat.
Ketua Umum APJIKI Dr.
Puji Lestari, M.Si, dalam sambutannya secara virtual menyatakan publikasi
ilmiah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan Tridarma
Perguruan Tinggi yang dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa.
“Saat ini semua dosen wajib melakukan publikasi dari
kegiatan yang telah dilakukan. Apalagi publikasi akan terekam secara digital
melalui aplikasi Sister. Sementara itu, publikasi mahasiswa juga diperlukan
untuk kelulusan dan akreditasi," ujar Puji.
Sementara itu, Editor in Chief of Chemical Reaction
Engineering & Catalysis Prof. Dr. Istadi, S.T., M.T yang menjadi pembicara
pertama memaparkan kalau para pengelola jurnal yang ada di Indonesia wajib
mengikuti pedoman yang berlaku dengan harapan akan mempermudah dalam penilaian
jika akan mengusulkan dalam akreditasi SINTA.
"Mengelola jurnal ini memang butuh keseriusan dan
ketelatenan, karena dari sampul depan hingga website akan dilakukan
penilaian," ungkap Istadi.
Sedangkan anggota Tim Arjuna, Yoga Dwi Arianda yang menjadi
pembicara kedua
Sedangkan Yoga Dwi Arianda sebagai tim Arjuna Kemendikbud
Ristek menjelaskan kalau Akreditasi Jurnal nasional (ARJUNA), merupakan sarana
atau sistem yang obyektif untuk mengukur apakah suatu terbitan berkala ilmiah
sudah memenuhi persyaratan mutu minimum untuk diberikan pengakuan akreditasi
nasional.
"Kami terus berupaya terus memberikan pendampingan
dengan workshop yang kami lakukan kepada pengelola jurnal-jurnal, baik yang
akreditasi maupun yang akan reakreditasi," ujarnya.
Sampai akhir tahun 2020 sendiri Tim Arjuna mendata 5.990
jurnal dengan rincian SINTA 1 sebanyak 93 jurnal, SINTA 2 sebanyak 912 jurnal,
SINTA 3 sebanyak 1.167 jurnal, SINTA 4 sebanyak 1.991 jurnal, SINTA 5 sebanyak
1.598 jurnal, dan SINTA 6 sebanyak 229 jurnal.
Pada sesi terakhir Dr. Uwes Fatoni menyampaikan bila salah
satu persiapan akreditasi yang perlu dilakukan oleh tim pengelola jurnal adalah
melakukan optimalisasi pada tampilan dan proses bisnis OJS yang dimiliki
seperti cover OJS, menu, deskirpsi, tools yang ada hingga table of content yang
tersedia.
"Bagian OJS ini penting disempurnakan oleh para
pengelola jurnal demi menaikkan bobot penilaian dalam akreditasi," ujar
Uwes di hadapan peserta workshop.
Selain hal-hal tadi, Uwes menjelaskan kalau pengelola jurnal
yang akan melakukan akreditasi juga perlu memaksimalkan tampilan dan proses
bisnis OJS, strategi peningkatan kualitas jurnal ilmu komunikasi, substansi
bahasa, substansi referensi.
Nantinya, lanjut Uwes, jurnal ilmu komunikasi akan diarahkan
untuk melakukan internasionalisasi.
Untuk belasan jurnal yang ada di UPDM (B) Dr. Taufiqurokhman
berharap pada tahun depan jurnal-jurnal OJS di UPDM (B) dapat diajukan
akreditasinya setelah empat kali terbit, atau satu tahun dua kali terbitan.
"Akreditasi Jurnal merupakan bentuk konsesi resmi atas
jaminan mutu dari jurnal ilmiah guna menilai kewajaran penyaringan suatu
naskah, kelayakan dalam pengelolaan, serta ketepatan terbitnya jurnal
tersebut," tegas Dr. Taufiqurokhman.